Kamera Kita

22.16

Kapan harus memakai tripod?

Diposting oleh Super Aidie |

by Mas Gaptek

Tertarik saat membaca sebuah blog fotografi soal tripod, saya ingin mencoba menuliskan kembali artikel tersebut disini dan semoga saya tidak dianggap menjiplak tulisan orang lain :)

Seringkali pemakaian tripod dalam fotografi dianggap ribet dan cenderung diremehkan. Fungsi tripod sebagai ‘kaki’ kamera juga dianggap kurang perlu terutama di era fotografi digital sekarang ini yang telah memberi kebebasan untuk memakai ISO tinggi (sehingga bisa didapat kecepatan shutter yang cepat). Belum lagi fotografer jaman sekarang sudah dimanjakan oleh adanya fitur stabilizer yang mampu meredam getaran tangan hingga beberapa stop lebih rendah dibanding tanpa stabilizer.

Namun fungsi tripod ini tetap saja diperlukan dalam fotografi, setidaknya dalam kondisi pemotretan seperti berikut ini :

  1. Fotografi slow-shutter speed. Dalam hal pemotretan dengan kecepatan rendah (atau dibawah 1/4 detik), fungsi tripod mutlak diperlukan. Pada kecepatan serendah ini stabilizer pada kamera atau lensa pun akan gagal meredam getaran tangan. Juga jangan paksakan memotret di tempat kurang cahaya tanpa tripod, karena anda terpaksa harus menaikkan ISO terlalu tinggi untuk menaikkan kecepatan shutter, tindakan ini akan berdampak pada noise pada foto.
  2. Foto dengan lensa tele. Lensa tele cocok untuk memotret objek di kejauhan berkat jarak fokalnya yang panjang. Namun semakin panjang jarak fokal, resiko foto jadi blur karena getaran tangan pun akan semakin tinggi. Ingat, getaran kecil saja pada lensa tele akan berisiko membuat foto jadi blur. Jangan merasa kalau cahaya sudah cukup terang maka blur pasti bisa dihindari. Lensa tele 400mm misalnya, sesuai aturan fotografi, memerlukan kecepatan shutter minimal 1/400 detik tetap berada dalam batas aman (tidak berisiko blur). Shutter secepat ini hanya bisa didapat dengan cahaya berlimpah dan/atau pemakaian ISO tinggi. Bila kecepatan shutter yang dipakai di bawah batas aman, ambil tripod dan selamat tinggal blur.
  3. Foto multi eksposure / HDR. Foto HDR merupakan foto teknik tinggi untuk mendapat dynamic range yang tinggi. Caranya dengan membuat sebuah foto yang didapat dari gabungan minimal 3 foto yang berbeda eksposure (biasanya dengan memakai fitur bracketing pada kamera). Karena nantinya ketiga foto ini akan digabung, maka saat memotret pastikan anda (atau kamera) tidak bergeser sedikitpun, dan ini hanya bisa didapat dengan bantuan tripod.
  4. Memotret dengan filter ND. Memotret memakai filter ND (Neutral Density) memiliki keunikan tersendiri. Filter ini digunakan untuk mengurangi intensitas cahaya yang masuk ke kamera tanpa merubah informasi warnanya. Dengan filter ND, bisa didapat foto dengan shutter lambat dan/atau diafragma besar pada kondisi cahaya terang (saat siang hari). Memotret memakai shutter lambat di siang hari bertujuan mendapat efek motion blur pada suatu gerakan sehingga didapat foto yang dramatis. Namun tanpa filter ND, melambatkan shutter dapat membuat foto menjadi terlalu terang/over eksposure, meskipun sudah memakai diafragma terkecil. Untuk foto slow-speed dengan filter ND, gunakan tripod.
  5. Foto dengan self timer. Yang terakhir ini uniknya justru menjadi alasan kebanyakan orang untuk membeli tripod ( termasuk saya :-) ). Bila kita ingin kita masuk sebagai objek foto, yang diperlukan tentu adalah tripod dan selanjutnya aktifkan mode self-timer pada kamera.

Tripod apa nih?

Mengutip dari blog diatas – a tripod is what is needed to allow you to slow down your shutter speed, keep your aperture small enough to get good depth of field and not have to boost your ISO into noisy levels.

Sumber : http://gaptek28.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe